Jumat, 16 Mei 2008

Sistem Pembelajaran Indonesia yang Salah!

Sudah selesailah perjuangan saya di masa SMA ini, UAN sudah, UAS sudah, hanya tinggal kurang ujian praktek olahraga . Walaupun saya sempat sakit DBD (trombosit saya sempat drop hingga 35 ribu) yang membuat saya harus istirahat tepat 2 minggu sebelum UAS yang berarti saya harus melewati masa pemantapan UAS!


sistem pembelajaran yang salah
Well, apa hasilnya? dengan mempelajari rangkuman yang diberikan oleh guru saya dalam waktu hanya 1 malam, saya dapat mengerjakan UAS dengan sangat lancar! padahal saya tergolong orang yang tidak menyukai dan tidak pernah bisa mengingat isipelajaran-pelajaran yang menjadi mata pelajaran UAS -kembalikan waktu 3 tahunku belajar pelajaran yang hanya butuh 1 hari untuk lulus!
Itu baru UAS, lain halnya dengan UAN. Memang UAN tidak bisa menggunakan sistem kebut semalam karena ada teori, analisis, dan rumus-rumus yang tidak sedikit (saya mengambil jurusan IPA). Tetapi, saya yang lazy boy (lihat saja motto saya) alias tidak pernah mendengarkan pelajaran saja merasa optimis lulus jika hanya ikut sekolah 2 bulan terakhir waktu pemantapan. Ini serius! sampai sebelum masa pemantapan, saya tidak mengerti atau sudah lupa yang namanya elektrolisis, atau matematika Lingkaran, atau cara menganalisis data, rumus-rumus tentang cahaya, dsb. Saya merasa belajar 2 bulan itu saja sudah cukup untuk mendapatkan nilai minimal lulus !


Saya berharap sistem UAN tidak dijadikan patokan untuk kelulusan. Sistem kelulusan dengan UAN membuat orang-orang merasa tidak perlu belajar 3 tahun agar lulus SMA. Sebaiknya kelulusan ditentukan oleh sekolah, karena sekolahlah yang mengetahui layak atau tidaknya seorang siswa untuk lulus dari berbagai faktor selama 3 tahun, bukanlah UAN yang hanya mengenal siswa dalam 3 hari ujian dan 2 bulan intensif belajar!

Tidak ada komentar: